Alam Takambang Jadi Guru
Oleh
: Wendi Juli Putra
Belajar
menurut undang-undang no 20 thn 2003 belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Sekilas kita membaca ungkapan ini akan menimbulkan kekesalan. Bagaimana tidak,
jika pengertian itu benar maka kita manusia sekarang ini jika belum belajar
maka belum bisa dikatakan manusia. Tapi bagi manusia yang ingin berkembang
menjadikan ini sebagai cambukan sekaligus menstimulan agar kita menjadi makhluk
yang bersyukur.
Manusia
adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Dibekali nafsu dan akal untuk untuk
menjadi khalifah di dunia ini. karena memang itulah tugas manusia di bumi Tuhan
ini. sebagaimana yang diungkapkan dalam firmanNya : “Aku hendak menciptakan
seorang khalifah di bumi (Q.S Al-Baqarah : 30)”. Khalifah disini adalah adalah
manusia yang sudah menggunakan akal dan nafsunya untuk belajar. Mempelajari
setiap kejadian di dunia ini, baik secara nyata maupun abstrak dan
menstransformasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan pengertian
ditas, bahwa manusia belum dikatatakan manusia sebelum dia belajar menggunakan
segala anugrah Tuhan untuk memposisikan diri sebgai hamba Allah yang ideal.
Fenomena
yang terjadi hari ini adalah begitu kompleksnya permasalahan yang melanda
Indonesia. Degradasi moral, deskriminasi hukum, radikalisasi dalam beragama,
komersial pendidikan dan money politik adalah sebagian kecil masalah yang ada.
Pertanyaannya, sudah banyak kah manusia di bumi ini yang menjadi manusia?. Jika
sudah, tentunya permasalahan yang ada akan mudah dilaksanakan. Faktanya,
masalah yang ada tidak kunjung juga terselaikan, bahkan menimbulkan masalah-masalah
baru. Sebagai Contoh: “ seorang polisi memberhentikan pengendara sepeda motor
yang tidak memakai helm, karena tidak ingin di tilang maka penegendara memilih
jalan untuk memberikan sejumlah uang “suap” agar perkara selesai di jalan. Hal kecil ini saja dapat dilihat bahwa
masalah pelanggaran lalu lintas akan berlanjut dengan suap karena dua-duanya
belum bisa menggunakan potensia kemanusiaannya.
Semua
problema diatas pada umumnya disebabkan oleh human error. Salah satu solusi nya dengan terus belajar. Dalam
hidup tak selamnya paradigma belajar itu harus diarahkan kepada suatu yang
formal dan kaku. Pituah minang mengatakan “alam
takambag jadi guru”. Yang dikatakan
alam adalah segala sesuatu selain Sang Khaliq Oleh karena itu untuk mengupgrad manusia jadi manusia adalah
dengan belajar dari alam. Tidakkah kita
malu untuk saling “membunuh” jika telah memperhatikan semut yang hidup penuh
kerukunan dan membudayakan tegur sapa dalam keseharian. Kenapa Matahari dan bulan tidak pernah saling
mendahului demi terciptanya keharmonisan hidup dibumi ini dan angin senantia
terus – menerus membantu ombak untuk memecah di tepi pantai. Maka tak
bosan-bosan tuhan mengatakan : ”apakah kamu (manusia) tidak memikirkan ?”.
Ketika
Siti hajar mengalami putus asa dalam belajar,
maka dalam suatu perjalanan dia menemui tetesan air yang menetes di batu.
Setiap hari dia perhatikan batu tersebut yang lama kelamaan berlubang. Maka dia
dapatkan hidayah dari batu itu bahwa sekeras apapun otak jika terus menerus
diisi akan tembus juga. Menjadikan alam
sebagai guru adalah salah satu wujud untuk mensyukuri nikmat Tuhan. Alam yang
penuh dengan teka teki kehidupan dan manusia punya kunci untuk mengungkap
teka-teki itu. Sederetan masalah akan terselesaikan dengan gambling karena setiap
masalah pasti ada solusinya. Dan pertanyaan mendasar yang harus kita hayati
adalah “nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan (Q.S Ar-rahman)”
Nah,
gerbang Universitas Negeri Padang yang bertuliskan “Alam takambang jadi guru”
hendaknya melambangkan sikap optimis membawa bangsa ini kearah perbaikan.
Semoga dengan pepatah ini menimbulkan spirit tersendiri . Bahwa UNP akan siap menghasilkan produk manusia yang
telah termanusiakan. Menjadi pelita dalam kegelapan dan senantiasa bersyukur
terhadap segenap apa yang telah dianugerahkan Tuhan.
Semoga,,,,J
Salam Perjauangan…
Post a Comment